Bagi NU, urusan bernegara sudah selesai. Karena ikut memperjuangkan kemerdekaan, NU selalu berupaya mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sebagai ormas ahlusunnah wal jama’ah(Aswaja), NU memiliki ciri khas. Orang-orang NU mengenal konsep negara yang bukan negara agama; yang mengakui santri dan pesantren.
Demikian diungkapkan oleh Dr. Nur Ahmad, mantan Rektor Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) Semarang saat menjadi pemateri “Wawasan Kebangsaan” dalam agenda Pelatihan Kepemimpinan Dasar (PKD) Ansor dan Diklatsat (Pendidikan dan Latihan Dasar) Banser yang diselenggarakan PAC Ansor Kecamatan Mlonggo Jepara, di Ponpes Mata Hati, Sinanggul, Rt. 33 Rw. 06, Mlonggo, Jepara, Sabtu (30/09/2017) malam.
Di hadapan 91 peserta PKD dan Diklatsar tersebut, Nur Ahmad mengatakan bahwa NU adalah kekuatan besar bangsa Indonesia karena mengakui negara bangsa dan tidak pernah lepas dari santri dan pesantren serta selalu bersikap tengah-tengah dalam banyak hal.
“Indonesia hanya bisa dipimpin oleh yang bisa bersikap tengah-tengah seperti NU,” ujar Nur Ahmad yang juga anggota DPR RI dari Dapil Jepara itu. Pengalaman menyebutkan, orang yang bersikap ifrath (berlebih-lebihan) dan tafrith (terlelu meremehkan) dalam beragama, akan hilang sendirinya dari Nusantara. Yang bertahan, kata Nur Ahmad, adalah mereka yang bersikap tawassuth (moderat), tawazun (berimbang), tasamuh (toleran) dan juga i’tidal (adil dalam hidup bersama).
Meskipun begitu, bagi kader Ansor, siapa saja yang ingin mengubah prinsip bernegara di Indonesia, akan dihadapi. “Di Indonesia ini, masih ada kader-kader yang mempertahankan negara bangsa, ada pula yang memperjuangkan negara agama,” ujar Nur Ahmad.
Jika kader yang ingin mengubah dasar negara kita tersebut dibiarkan meluas, akan terjadi kekacauan. Karena itulah, imbuh Nur Ahmad, siapapun yang ingin menyimpangkan Indonesia, akan berhadapan dengan NU. “Ini (NU) kekuatan Indonesia,” tandasnya.
“Jika TNI dan TNU (tentara NU, Banser) pisah, Indonesia bisa bubar,” begitu amanat Nur Ahmad kepada para peserta yang terdiri atas utusan PAC Ansor Welahan, Kota Jepara, Tahunan, Mayong, Kembang, Donorojo, Bangsri dan tentunya, Mlonggo.
Sementara itu, Ainul Mahfudz, Ketua PAC Mlonggo menjelaskan, PKD dan Diklatsar Ansor terpadu kali ini dianggapnya istimewa karena Dr. Nur Ahmad beserta senior Ansor di linkungan Pimpinan Cabang (PC) Ansor Jepara ikut mendukung acara, Jumat-Ahad (29-30/09/2017 – 01/10/2017).
“Alhamdulillah, ketua PCNU Jepara, Mbah Yatun hadir membuka acara dan Sahabat Syamsul Anwar yang baru sepekan terpilih sebagai Ketua PC Ansor Jepara, hadir membai’at kader baru Ansor dan Banser di akhir acara, Ahad pagi,” ungkapnya.
Dalam kesempatan PKD dan Diklatsar terpadu PAC Mlonggo tersebut, terpilih dua nama sebagai peserta terbaik, yakni Syaiful Anwar (peserta PKD) dan Novianto (peserta Diklatsar). “Mereka berdua mendapat hadiah jaket Banser dari Ketua PC Ansor,” terang Ainul.